Pandemi Covid 19 membuat pariwisata di Indonesia terpuruk. Namun, wisata di Jawa Tengah perlahan mulai bangkit. Banyak tempat wisata di Jawa Tengah dibuka kembali.
Untuk wisata di Jawa Tengah ada 690 DTW. Sementara untuk sisanya masih melakukan simulasi dan menunggu izin dari gugus tugas covid 19. Tak hanya DTW, namun 1.080 hotel di Jateng juga sudah mulai beroperasi kembali. “Memang untuk sektor pariwisata ini selama masa pandemi covid 19 terkena pukulan yang luar biasa, namun saat ini kami sudah perlahan bangkit kembali,” ucap Sinoeng, Jumat, (13/11/2020).
Meskipun begitu, Sinoeng menegaskan pihaknya tetap mengimbau para pengelola DTW untuk mematuhi kebijakan pariwisata yang telah ditetapkan, diantaranya seperti kebijakan penerbitan SOP protokol kesehatan bidang pariwisata yakni Jogo Plesiran, serta menerapkan program sertifikasi cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keselamatan), dan environtmental sustainability (kelestarian lingkungan) (CHSE) sebagai jaminan bagi wisatawan. Sinoeng menuturkan terdapat beberapa strategi pariwisata yang diterapkan di Jateng, diantaranya seperti memfasilitasi penerapan protokol kesehatan pada usaha pariwisata, penciptaan inovasi produk wisata baru di masa pandemi, pemulihan citra pariwisata seperti pembuatan video tentang penerapan protokol kesehatan di DTW, serta bekerjasama dengan stakeholder kepariwisataan untuk pemulihan pariwisata di Jateng. “Kami juga terus mengimbau pengelola DTW untuk membuat pendekatan melalui sosial media terkait dengan penerapan protokol kesehatan yang ada. Supaya para pengunjung mendapatkan jaminan keamanan ketika hendak mengunjungi DTW tersebut. Selain itu, juga membuat inovasi inovasi yang kreatif, supaya pengunjung dapat terkenang dengan DTW yang dikunjungi,” imbuhnya.
Sementara itu, Manager Operasional PT Dewi Putri Nasima, Yulianti Madarina yang turut hadir dalam kegiatan FGD tersebut menuturkan kini PO D’Nasima memberikan inovasi terbaru guna menggaet konsumen, yakni menghadirkan paket wisata Resto On The Bus. “Saat ini kami menawarkan paket wisata Resto On The Bus kepada konsumen, yang dibanderol hanya Rp 60 ribu dengan durasi tiga jam. Dalam paket tersebut kami mengajak konsumen liburan tipis tipis, yang sudah termasuk dengan makan dan berlibur ke wisata Kampung Rawa,” ujar Yulianti. Melalui inovasi tersebut, Yulianti mengatakan respon konsumen sangatlah positif. Hal ini pun dikatakannya turut mendongkrak bisnis PO D’Nasima kembali, pasca mengalami kelesuan di awal masa pandemi. Pihaknya pun turut berkomitmen untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para konsumen ketika menikmati layanan wisata PO D’Nasima.
Adapun Dosen Stiepari Semarang, Renny Apriliani mengatakan ditengah masa pandemi ini ia pun juga memberikan pendekatan terkait protokol kesehatan melalui penugasan yang diberikan kepada para mahasiswanya. “Demi meningkatkan protokol kesehatan, penugasan yang diberikan kepada mahasiswa mahasiswa kami juga terkait dengan hal tersebut, seperti pembuat film tentang penerapan protokol kesehatan. Dengan harapan masyarakat dapat mengetahui protokol kesehatan yang diterapkan di salah satu destinasi pariwisata,” ungkap Renny. Ia pun yakin, melalui usaha usaha bersama yang ada, perlahan lahan dapat membangkitkan kembali pariwisata di Jateng.
“Walaupun covid 19 masih ada, namun kita tetap harus semangat untuk membangkitkan pariwisata di Jateng, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan tentunya mengajak masyarakat untuk berwisata di Jateng aja,” tandasnya. (*)